Langsung ke konten utama

Memanggil Nama

Kembali lukai hati, diri dalam sunyi
Tumbuh, jauh sampai ke nadi
Melangkah menemani hati
Kian kemari, diri merasa sepi
Temui, datang dan pergi
Silih berganti, hilang sembunyi
Berhenti pada batas diri

Dahulu mesra dalam cerita
Memanja rasa tiap tutur kata
Menanti senja bersua diri
Berbagi rasa tiap gerak rupa
Mengisi nama, miliki hati
Mengadu rasa tiap sudut pandang
Pulang dalam pangkuan
Temani hingga temaram senja

Kini, sadari
Menjelma rupa, terlupa
Sembari menunggu mata bersua
Menarik rasa, menutup asa
Pada nya yang lupa rasa
Hanyut terbawa nuansa
Keinginan hati menjelma
Malam berganti nama
Menjadi fana tergantikan jiwa

Adakah ruang terganti nama
Miliki diri, inginkan hati
Kini, berhenti wujudkan rasa
Aku menanti, pada nya memanggil nama

Cipt. Zio Andari Rahman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Mata

Setiap kali beri hati Menyepi paling mengerti diri Setiap kali beri janji Sembunyi menjadi opsi Menjauh pergi  Ditemani bayang bayang ilusi Ikut memeluk diri dan menari Bertemu banyak rupa dan rasa Di setiap sudut kota Saling menyapa lalu bersua Berikan semesta cerita Berikan warna dalam relung jiwa Sementara terpaut mata bicara Perlahan tinggalkan nama Menutupi luka Kemana rupa titipkan sukacita Untuk siapa asa dan doa berkata Dimana janji akan jadi wujud nyata Menerka tiap kata kata Termakan usia dan menjadi duka lara Dalam nuansa penuhi luka Dalam kalut yang nyata Sampaikan padanya sebuah nama Dengarkan oleh nya berbisik nada Berkata aku kembali untuk nya

Bertaruh

Sampaikan untuk nya sebuah irama titipkan rasa percaya dan peluk senja kenalkan padanya aku yang mesra Menuturkan kata kata Merangkai tiap memori jiwa Yang aku jaga untuk hati nya Yang aku isi luka jadi cinta Yang aku rasa tiap sentuhan Tiap tatapan dan perasaan Dengarkan aku memanggil nama berbisik kepada semesta Lalu menerka rasa untuk nya Penuh dengan percaya Aku menjaga dia Aku dalam pelukan hangat nya Ucapkan pada aku yang rindu untuk tenang dan menunggu Menaruh rasa dalam dekap kalbu Aku, kamu dan rasa cemburu pada waktu

Tanpa Nama

Perih menghujam jantungku mati Mulai merasuk ke dalam sukma Dipenuhi air mata, tanpa bersuara Aku berduka seraya berdoa penuh asa Menyatukan raga, meski lara kian merana Kini tiada warna hiasi malam penuh kejora Lupa ucap sebuah nama penuh dusta Diperdaya oleh kata, permainkan hati Hilang raga sepadan rasa percaya Menilik warna hiasi jiwa kini tiada Kembali menaruh hati pada semesta Dia tidak mati, hanya aku yang pergi Dia tidak tuli, hanya aku lupa kata kata Dia penuhi diri, lukai hati  Kini sendiri memeluk diri Kini rasa tak berbatas Mengenal rupa tidak terbalas raga Oleh dua mata memandang Mengenal nama lalu terbuang Terluka dalam jarak, jauh menerka Sementara semesta enggan menyapa Tubuh kembali menaruh asa