Langsung ke konten utama

Tanpa Nama

Perih menghujam jantungku mati
Mulai merasuk ke dalam sukma
Dipenuhi air mata, tanpa bersuara
Aku berduka seraya berdoa penuh asa
Menyatukan raga, meski lara kian merana
Kini tiada warna hiasi malam penuh kejora
Lupa ucap sebuah nama penuh dusta
Diperdaya oleh kata, permainkan hati

Hilang raga sepadan rasa percaya
Menilik warna hiasi jiwa kini tiada
Kembali menaruh hati pada semesta
Dia tidak mati, hanya aku yang pergi
Dia tidak tuli, hanya aku lupa kata kata
Dia penuhi diri, lukai hati 
Kini sendiri memeluk diri

Kini rasa tak berbatas
Mengenal rupa tidak terbalas raga
Oleh dua mata memandang
Mengenal nama lalu terbuang
Terluka dalam jarak, jauh menerka
Sementara semesta enggan menyapa
Tubuh kembali menaruh asa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu Mata

Setiap kali beri hati Menyepi paling mengerti diri Setiap kali beri janji Sembunyi menjadi opsi Menjauh pergi  Ditemani bayang bayang ilusi Ikut memeluk diri dan menari Bertemu banyak rupa dan rasa Di setiap sudut kota Saling menyapa lalu bersua Berikan semesta cerita Berikan warna dalam relung jiwa Sementara terpaut mata bicara Perlahan tinggalkan nama Menutupi luka Kemana rupa titipkan sukacita Untuk siapa asa dan doa berkata Dimana janji akan jadi wujud nyata Menerka tiap kata kata Termakan usia dan menjadi duka lara Dalam nuansa penuhi luka Dalam kalut yang nyata Sampaikan padanya sebuah nama Dengarkan oleh nya berbisik nada Berkata aku kembali untuk nya

Bertaruh

Sampaikan untuk nya sebuah irama titipkan rasa percaya dan peluk senja kenalkan padanya aku yang mesra Menuturkan kata kata Merangkai tiap memori jiwa Yang aku jaga untuk hati nya Yang aku isi luka jadi cinta Yang aku rasa tiap sentuhan Tiap tatapan dan perasaan Dengarkan aku memanggil nama berbisik kepada semesta Lalu menerka rasa untuk nya Penuh dengan percaya Aku menjaga dia Aku dalam pelukan hangat nya Ucapkan pada aku yang rindu untuk tenang dan menunggu Menaruh rasa dalam dekap kalbu Aku, kamu dan rasa cemburu pada waktu